Sabang - Seiring gelombang laut yang tak henti membelai pesisir Sabang, harapan besar tengah bergelora di antara para pemangku kepentingan. Sudah lebih dari enam bulan, Pemerintah Aceh bersama Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) menjalin komunikasi intens dengan Mubadala Energi, perusahaan minyak dan gas asal Uni Emirat Arab. Diskusi demi diskusi terus digelar, membahas prospek kerja sama strategis terkait Blok Andaman yang semakin mendekati tahap operasional.
Blok minyak Andaman bukan lagi sekadar potensi yang terpendam di kedalaman samudra. Ia telah melewati tahap penemuan (discovery) dan kini memiliki nilai ekonomis yang nyata. Dengan pusat kegiatannya berada di lepas pantai, dukungan dari daratan menjadi kebutuhan mutlak. Di sinilah Sabang hadir menawarkan diri, dengan segala keunggulan yang dimilikinya.
"Saya mengundang mereka untuk datang langsung ke Sabang, melihat dari dekat bagaimana kesiapan infrastruktur yang kami miliki," ujar Kepala BPKS, Iskandar, dengan nada penuh keyakinan. Sabang memiliki open yard—lahan penumpukan luas, dermaga yang memadai, serta akses air bersih dan fasilitas ship-to-ship yang siap digunakan. Semua elemen ini menjadikan Sabang kandidat ideal sebagai pangkalan logistik untuk mendukung aktivitas eksplorasi dan produksi migas di Blok Andaman, yang hanya berjarak beberapa jam dari perairan Sabang.
Optimisme ini bukan tanpa dasar. BPKS telah mengantongi berbagai fasilitas yang memenuhi standar untuk dijadikan pusat logistic shorebase. Namun, kompetisi tetap ada. "Mereka menunjukkan minat, tetapi belum memastikan keputusan. Banyak pelabuhan lain yang juga berpeluang, dan karena itu, kita harus membuktikan keunggulan Sabang agar mereka yakin untuk berinvestasi di sini," lanjut Iskandar.
Di balik harapan besar ini, BPKS tak bisa berjalan sendiri. Dukungan penuh dari Pemerintah Aceh dan berbagai pihak terkait menjadi kunci dalam mewujudkan ambisi ini. Dengan semangat kebersamaan, Sabang siap menyambut masa depan baru sebagai poros penting dalam industri migas nasional.
"Ini adalah peluang yang harus kita sambut bersama," pungkas Iskandar, matanya berbinar dengan harapan. Kini, Sabang menanti keputusan besar—sebuah langkah yang bisa menjadi titik balik bagi kemajuan ekonomi kawasan dan membuka babak baru bagi Aceh di peta industri energi dunia.
Sebelumnya di hari yang sama Delegasi Uni Emirat Arab (UEA), dipimpin oleh Duta Besar Abdulla Salem AlDhaheri dan Direktur Mubadala Energy Indonesia Abdulla Bu Ali, menjejakkan kaki di CT 1 dan CT 3 Pelabuhan BPKS pada Senin (10/03/2025). Kunjungan ini disambut hangat oleh Pemerintah Aceh, dengan kehadiran Wakil Gubernur Fadhlullah, SE, serta jajaran pejabat daerah yang turut mendampingi.
Di tengah hembusan angin laut Sabang, Abdulla Salem AlDhaheri mengutarakan harapannya agar Pemerintah Aceh memberikan dukungan penuh demi terwujudnya investasi ini. Bahkan, ia menegaskan bahwa jika kerja sama ini berbuah nyata, UEA siap mengulurkan tangan lebih jauh untuk pengembangan Pelabuhan Sabang. "UEA siap membantu, mengirimkan sumber daya dan dukungan yang diperlukan begitu kemitraan ini terjalin," ujarnya penuh keyakinan.
Menyambut komitmen itu, Wakil Gubernur Fadhlullah menegaskan bahwa Aceh adalah tanah yang ramah bagi para investor. "Keamanan dan stabilitas adalah jaminan kami. Jika kesepakatan antara Mubadala dan BPKS tercapai, kami akan membangun Kantor Perwakilan UEA di Sabang," katanya dengan semangat yang menyala.
Kolaborasi ini bagaikan angin segar yang membawa harapan baru bagi Sabang, menempatkannya sebagai pusat logistik dan investasi strategis. Seiring berjalannya waktu, impian besar ini semakin mendekati kenyataan, menanti saat di mana Aceh akan menuliskan babak baru dalam sejarah ekonominya.